Senin, 09 Januari 2012

Materi V

KALIMAT EFEKTIF

*) Sebelum mempelajari materi tentang kalimat efektif, terlebih dahulu Anda harus
memiliki pemahaman tentang jenis-jenis kalimat serta unsur-unsur pembangun
kalimat. Pada umumnya materi tersebut telah Anda pelajari di SMP dan SMA. Untuk
melengkapi dan menghindari pemahaman yang keliru, Anda boleh mencari UNSUR-
UNSUR PEMBANGUN KALIMAT dan JENIS-JENIS KALIMAT sebagai pelengkap danj an
pengayaan..


Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini akan menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti ada dalam pikiran pendengar atau penulis. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau penutur secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Ada sejumlah ciri-ciri atau persyaratan yang harus dipenuhi untuk menciptakan efektivitas sebuah kalimat, yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) keparalelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, (6) kelogisan.

1) Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide atau gagasan pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh saja panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan kesatuan yang satu dengan yang lainnya asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal. Artinya, tidak ada penambahan unsur lain yang tidak memiliki hubungan sama sekali ke dalam kalimat.
Contoh :
a) Penggunaan bahasa yang baik masyarakat membutuhkan acuan yang tepat.
(terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal)
Contoh kalimat yang tepat:
- Masyarakat membutuhkan acuan yang tepat dalam penggunaan bahasa
yang baik.

b) Dengan pemahaman yang benar menghindari kesalahan perhitungan.
(Ada yang salah dengan kalimat ini? Bagaimana memperbaikinya?)

Kesatuan gagasan akan tercipta dengan menghindari beberapa hal, antara lain:
a. Kalimat itu memiliki subjek dan predikat yang jelas (tidak terdapat subjek ganda)
b. Kata penghubung intrakalimat tidak digunakan dalam kalimat tunggal.
c. Predikat kalimat tidak didahului kata ‘yang’.


2) Kepaduan (Koherensi)

Yang dimaksud dengan kepaduan atau kohenrensi adalah terbentuknya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Unsur pembentuk kalimat dalam hal ini adalah kata,frasa, klausa, (S- P- O- Pelengkap- Ket)serta tanda baca.
Contoh :
a) Yang saya sudah sarankan adalah merubah judul daripada itu makalah.
(kesalahan pemakaian ejaan, kata, frasa)

Contoh kalimat yang tepat:
- Saya sudah menyarankan untuk mengubah judul makalah itu.

b) Tentang masalah itu telah mendapat penjelasan kami.
(Ada yang salah? Bagaimana memperbaikinya?)


3) Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesejajaran atau kesamaan bentuk, unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa dalam kalimat . Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan nomina. Jika bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga harus menggunakan verba, dan seterusnya.
Contoh:
a) Kegiatan utama dalam program ini adalah penyajian makalah, pentas seni,
dan mendokumentasikan sastra lisan. (kata-kata dalam predikat memiliki
bentuk berbeda)
Contoh kalimat yang tepat:
- Kegiatan utama dalam program ini adalah penyajian makalah, pementasan
seni, dan pendokumentasian sastra lisan.

b) Demikianlah untuk bapak ketahui, dan atas perhatiannya saya ucapkan
terima kasih. (Ada yang salah? Bagaimana memperbaikinya?)


4) Penekanan

Yang dimaksud dengan penekanan ialah terjadinya suatu perlakuan khusus atau penonjolan pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk menegaskan atau memberi penekanan dalam kalimat, antara lain:

a) Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.

Contoh : Pada bulan September kakakku akan menikah.
(penekanannya adalah ‘bulan September’)

b) Membuat urutan kata yang bertahap.

Contoh : Bukan sejuta, sepuluh juta, atau seratus juta, tetapi semilyar rupiah telah
dikorupsinya.

c) Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh : Saya suka kecantikan budinya; saya suka kecantikan hatinya; saya suka
kecantikan wajahnya.

d) Mempertentangkan atau mengontraskan ide yang ingin ditonjolkan.

Contoh : Frendo bukan anak yang ramah dan sopan, tetapi sombong dan pemarah.

e) Menggunakan partikel penegas (Partikel : lah, kah, tah, pun)

Contoh : Sedikit pun aku tak sanggup mengerjakan soal yang sulit itu.


5) Kehematan

Kehematan berarti adanya upaya untuk menghindari penggunaan kata-kata yang tidak perlu Kehematan tidak berarti menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat melainkan mempertimbangkan penggunaan kata-kata dengan baik sehingga tidak mubazir, tidak menjamakkan kata yang sudah jamak, tidak mengulang subjek, sehingga kalimat menjadi padat berisi. Dengan demikian, penghematan berarti penghematan terhadap kata-kata yang tidak diperlukan sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara:

a) Menghindari pengulangan subjek
Contoh: Ia tidak hadir karena ia tidak diundang.
Seharusnya : Ia tidak hadir karena tidak diundang.

b) Menghindari pemakaian superordinat dan hiponimi.
Contoh: Lusi mengenakan baju warna biru.
Seharusnya : Lusi mengenakan baju biru.

c) Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh: Marco menurunkan buku ke bawah agar supaya mudah dijangkau.
Seharusnya: Marco menurunkan buku supaya mudah dijangkau.

d) Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah berbentuk jamak.
Contoh: Dyana membagikan makanan kepada beberapa anak-anak.
Seharusnya: Dyana membagikan makanan kepada beberapa anak.


6) Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis. Ebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pemakaian tanda bacanya, sudah benar penggunaan kata atau frasa, dapat menjadi keliru jika maknanya lemah dari sisi logika berbahasa.
Contoh :
a) Kambing jantan milik Ivan senang mandi hujan. (padahal kambing tidak
suka air)

b) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan rapat ini. (Ada yang salah?)


Dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang kita mendengar orang-orang di sekitar kita berbicara satu sama lain memakai kalimat yang tidak efektif. Kalau tuturan itu berlangsung dalam situasi nonformal, tentu kualitas kalimat yang dipakai tidak terlalu dipermasalahkan. Tetapi, sering terjadi orang menuturkan kalimat yang tidak efektif dalam situasi yang formal. Bagi orang-orang terpelajar atau yang kesadaran berbahasanya cukup tinggi, mendengar bahasa yang kuramg rapi atau tidak rapi terasa sangat mengganggu.
Demikian pula dalam pemakaian bahasa tulis. Di berbagai tempat sering terbaca oleh kita berbagai produk komunikasi tulis yang bahasanya, kalimatnya tidak efektif. Keadaan seperti ini selain berpengaruh terhadap penyampaian informasi, juga sangat mengganggu kenyamanan berkomunikasi. Oleh sebab itu, kemampuan merumuskan kalimat yang tepat dalam arti mencapai keefektivan yang maksimal menjadi sangat penting untuk menciptakan komunikasi yang berkualitas.

Tugas kelompok 1:
- Untuk memperdalam pemahaman anda, temukanlah kesalahan-kesalahan diksi yang ada pada salah satu artikel suratkabar atau majalah yang anda miliki, kemudian cobalah memperbaikinya.
- Salin-ketik artikel tersebut terlebih dahulu, cantumkan identitas Koran, tanggal terbit, dsb, kemudian koreksilah menurut Pedoman EyD Bhs. Indo, diksinya, dan kalimat efektif.
- Hasil kerja dikirim via pos el: valentino_eryk@yahoo.co.id, sebelum tanggal 26 Juni 2010 Pukul 24.59 WIT. Jangan lupa cantumkan nama-nama anggota kelompok; beri tanda pada nama jika ada anggota kelompok yang tidak bekerja.

*) Ada pertanyaan, tanggapan, contoh kasus? Silakan klik “komentar”. Di bawah ini, atau kirim pesan via sms/Facebook.
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Life in Eye Sight

Life in Eye Sight
Your Eyes is Your Whole World

Arsip Blog